Paket Kebijakan Ekonomi Diharapkan Sesuai Kebutuhan Riil

09-10-2015 / KOMISI XI

Pemerintah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi 3 beberapa waktu yang lalu. Sejumlah pihak berharap, paket kebijakan ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia, di tengah kondisi perekonomian yang kurang bersahabat. Harapan pun dikemukakan oleh Anggota Komisi XI DPR, Willgo Zainar.

“Kita harapkan paket kebijakan ke 3 ini dapat menjawab, khususnya kepada kebutuhan dan kepentingan sektor riil. Melambatnya perekonomian, sesungguhnya berdampak pada sektor riil. Industri banyak yang mati, gelombang PHK pun masih terus terjadi,” analisa Willgo, ketika dihubungi Parlementaria, Kamis (8/10).

Willgo berpendapat, Pemerintah perlu memberikan insentif kepada dunia usaha, bisa berupa insentif pajak, bunga pinjaman, ataupun kredit. Sementara untuk kebijakan makronya, Pemerintah harus berani menurunkan harga BBM.

“Harga BBM telah menjadi satu hal yang mempengaruhi keseluruhan, seperti tranportasi, logistik dan lainnya. Jika harga BBM turun, maka tarif dasar listrik juga bisa turun,” jelas Willgo.

Politikus F-Gerindra juga berharap, paket ini berorientasi jangka pendek. Pasalnya, kondisi ekonomi saat ini sudah injury time. Indonesia yang saat ini sudah krisis finansial, tentunya tak mau terjebak dalam krisis ekonomi. Sehingga diharapkan paket ini dapat mengurangi beban masyarakat secara langsung.

“Pendapatan masyarakat yang turun, otomatis daya beli juga turun. Jika daya beli masyarakat meningkat, ekonomi kembali bergerak. Industri bisa berproduksi, minimal untuk kebutuhan domestik,” harap Willgo.

Politikus asal dapil NTB ini melanjutkan, jikalau paket ini belum bisa menguatkan nilai tukar rupiah, setidaknya dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat. Apalagi, intervensi dari Bank Indonesia juga belum maksimal dan optimal.

“Walaupun ekonomi regional dan global sedang melambat, yang penting ekonomi nasional kita bisa bergerak,” yakin Willgo.

Di satu sisi, Willgo menilai, paket kebijakan ekonomi I dan 2 yang sudah diluncurkan Pemerintah sebelumnya belum dirasakan berdampak pada pasar. Bahkan, respon pasar cenderung negatif.

“Kenapa pasar tidak merespon positif, ini perlu dievaluasi Pemerintah. apakah ini tatanan kebijakan pusat, namun tidak terimplementasi hingga ke daerah, ataukah bagaimana,” saran Willgo. (sf) Foto: Naefuroji/parle/hr

BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...